Minggu, 07 April 2019

Cara Membuat Pakan Kambing Fermentasi dengan Pola HCS


Cara Membuat Pakan Kambing Fermentasi Dengan Pola HCS di bawah ini, layak dicoba, karena sudah banyak yang membuktikan, di berbagai wilayah di Indonesia, dan rata-rata menyatakan puas. Kambing bisa makan gedebog pisang, enceng gondok, jerami basah/kering, daun-daun kering, sehingga lebih hemat biaya, lebih hemat waktu (dapat stok pakan untuk seminggu, bahkan bisa tahunan, jika memakai fermentasi kering), kambing lebih sehat, cepat pertumbuhan badannya, kotorannya TIDAK BAU. Sungguh sangat menguntungkan bagi peternak ataupun bagi petani, shg mereka bisa mengolah pertanian atau perkebunan, juga memelihara kambing dalam jumlah yang banyak, tanpa kerepotan.

BAHAN PAKAN FERMENTASI YANG DIPERLUKAN :

     1. Karbohidrat terdapat pada : Ampas ketela / singkong kering, tepung jagung, katul
     2. Protein terdapat pada : Ampas kecap, ampas tahu / ampas bir, kled / kulit kedelai, kulit kacang  hijau, bungkil
     3. Serat terdapat pada : Segala macam jerami, segala macam rumput, rapak tebu / daduk, rendeng kedele, kangkung, pohon pisang, enceng gondok, dll. Jenis limbah tanaman kering ( jerami, dll yg sdh kering ), ini untuk membuat pakan kering. Jenis limbah tanaman basah ( gedebok pisang, enceng gondok ), ini untuk membuat pakan basah.
     4. Mineral dan Kalsium terdapat pada : Gamping / cangkang telur / tepung tulang, garam
     5. SOC (Suplemen Organik Cair) sebagai probiotik.
     6. Tetes tebu bisa diganti gula pasir ¼ x berat tetes tebu.
     7. Air

KOMPOSISI PAKAN KAMBING (TIPE BASAH) PER KWINTAL BAHAN UTAMA (Difermentasi dengan SOC-HCS)
      
CAMPURAN MINIMAL :                                     

- Pohon Pisang / Jerami : 100 kg,                                
- Ampas Tahu : 15 kg,                                                    
- Kantul / Dedak : 3 kg,                                                       
- Garam : ¼ kg,                                                                
- Tetes Tebu : 4 ons (Gula pasir : 1 ons ),                      
- SOC-HCS : 30cc ( 3 tutup botol SOC-HCS ),              
- Air : kira-kira 1 liter atau sesuai kebutuhan                  



 KOMPOSISI CAMPURAN PILIHAN :

- Batang pisang cacahan    70 kg
- Ampas tahu                      30 kg
- Katul / Dedak                   10 kg    
- Garam                              0,5 kg    
- Gula pasir                         5 sendok
SOC-HCS                        5 tutup

- Air                                    2 liter

CARA MEMBUAT :

      - Pohon pisang / jerami basah dipotong-potong ( dicacah )
      - Campurkan potongan pohon pisang / jerami, ampas tahu, dan katul
      -  Masukkan gula pasir ke dalam 1 liter air, aduk hingga rata
      - Campur SOC-HCS ke dalam air manis tadi, aduk hingga rata, lalu diamkan selama 15 menit, untuk memberi kesempatan mikrobanya berkembang biak. Setelah 15 menit, campurkan ke air yang agak banyak, sesuai kebutuhan, dgn perkiraan kalau campuran diremas tidak mengeluarkan air, cuma netes 1-2 tetes saja
      - Siramkan ke campuran pakan hingga rata, bisa dengan alat penyiram tanaman, agar benar-benar rata, kemudian taburkan garam dan aduk pakan sampai rata.
      -  Masukkan pakan ke dalam drum plastik, lalu tutup rapat (bisa juga tutup dgn terpal sampai kedap udara)
      - Diamkan selama 1-3 jam agar fermentasi berjalan dengan baik.
              
      Pakan siap untuk diberikan pada ternak (Kambing/Sapi) setiap pagi dan sore

 KETERANGAN
              
      1-7 hari tiap pagi ternak diberi pakan seperti biasa yang telah disemprotkan SOC-HCS.
      Sore hari diberi pakan buatan.
      Bila masih kurang semangat tambahkan pakan biasa.
            
     Selanjutnya ternak akan normal dengan pakan fermentasi ini. Untuk perbandingan, bila menggunakan pakan biasa, pertumbuhan ternak sampai siap jual sekitar 6 bulan, kalau dengan pakan fermentasi ini, hanya butuh waktu kira-kira 3 bulan saja.

Setelah difermentasi, taruh pakan di tempat terbuka, jangan tertutup rapat, agar tak terjadi fermentasi lanjutan. Maksimal stok hanya sampai kira-kira 6 hari saja, lalu membuat pakan fermentasi basah lagi untuk stok 6 hari ke depan.

Untuk membuat Pakan Fermentasi Kering, komposisinya sama hanya bedanya :

1. Jerami yg digunakan yang sudah kering.
2. Larutan manis ( Air 1 liter sdh dicampur gula/tetes tebu ) dicampur rata dengan SOC HCS, diamkan selama 15 menit agar mikrobanya menjadi aktif dan berkembang biak. Setelah 15 menit, tambahkan air lagi kira-kira 10 liter, aduk rata. Campuran larutan ini dipakai untuk pencelupan jerami kering, atau diciprat-cipratkan ketumpukan jerami, lalu diinjak-injak agar empuk, dibuat lapis demi lapis, sambil dicampurkan / ditaburkan bahan lainnya, selain ampas tahu.
3. Campuran ini lalu dimasukkan ke dalam drum atau ditutup terpal rapat-rapat, difermentasi selama 24 jam.
4. Setelah 24 jam, diangin-anginkan atau ditaruh ditempat yang tidak kena hujan. Masa simpan bisa bertahun-tahun.
5. Ampas tahu diberikan atau dicampurkan pada saat mau memberi makan ke kambing
             
     Dengan pakan fermentasi Pola HCS ini, kotoran ternak menjadi TIDAK BAU sehingga tidak mengganggu lingkungan.

Ternak lebih sehat, bobotnya cepat bertambah ( lebih cepat gemuk )

Bau dagingnya tidak "prengus", dagingnya juga rendah kolesterol

Urine dan kotorannya bisa dipakai untuk pembuatan pupuk organik. 


Dari 20 ekor kambing yang menggunakan SOC-HCS, kotorannya bisa dibuat pupuk untuk satu hektar sawah ( tanpa menggunakan pupuk kimia lagi ). Jadi lebih hemat, dan keuntungan tambahan lagi, tidak perlu menyiangi rumput ( tidak matun lagi )

Demikian Cara Membuat Pakan Kambing Fermentasi Dengan Pola HCS

Silahkan hubungi : LEO MURWANTO, 
Bisa lewat sms / call / Whats App di nomor : 081 297 191 370 
Untuk pembelian SOC-HCS nya atau bila Anda ingin mendaftarkan diri sebagai Mitra HCS.

Go Success HCS.....!!

Untuk lebih jelasnya, Anda bisa tanyakan langsung via call/sms/WA : 081297191370 atau lihat video cara membuat pakan kambing fermentasi dengan pola HCS berikut ni :





Selamat menyaksikan sampai tuntas, 

kalau ada pertanyaan, silahkan sms/call/WA :


081-297-191-370






15 Penyakit Umum Kambing

Kita mengenal ada beberapa penyakit yang sering menyerang kambing. Serangannya bisa ringan, tapi ada juga yang bisa menyebabkan kematian jika tidak segera dikenali dan ditangani. 
Pada kesempatan ini, kita akan bahas beberapa jenis penyakit yang sering menyerang kambing dan tanda-tandanya, sehingga dapat diambil tindakan nyata sebagai bentuk penanganannya ( diambil dari https://okdogi.com/penyakit-kambing/ )

1. Kembung

Kembung atau juga disebut bloat adalah kondisi perut kambing berisi banyak gas yang diakibatkan proses fermentasi yang berjalan cepat dan tidak dapat mengeluarkannya dalam bentuk kentut. Tingginya akumulasi gas dalam perut menekan organ dalam tubuh yang lain dan menimbulkan kesakitan. Sehingga kambing pun melakukan pernapasan dengan mulut terbuka akibat frekuensi pernapasan yang tinggi.
Tanda klinis yang jelas terlihat adalah perut kambing yang membesar atau membengkak akibat penumpukan gas dalam rumen. Rasa sakit yang ditimbulkan akan membuat kambing mendengus dan umumnya akan menendang–nendang ke sisi kiri. Punggung kambing juga membungkuk, serta saat berbaring kambing akan sulit untuk bangun kembali. Jika tidak segera diatasi lama kelamaan bisa semakin parah dan kambing pun bisa mati.
kambing kembung via www.whiteoakboergoats.com
Biasanya disebabkan terlalu banyak mengkonsumsi legume, hijauan terlalu muda atau mengkonsumsi rumput basah saat dilepas dari kandang. Maka penting bagi peternak untuk berhati–hati dalam memberikan makanan hijauan, hendaknya dilayukan terlebih dulu. Juga jangan melepas kambing saat pagi hari, dimana rumput masih basah karena embun.
Jika kambing mengalami kembung bisa dibelikan obat masuk angin di apotik, ada juga yang meminumkan minyak nabati, ada yang mencekoki kambing dengan soda dan ada juga yang menusuk anus kambing dengan tangkai daun pepaya yang sudah di olesi minyak, kemudian menekan dan memijat agar gas keluar dari perut. Banyak cara bisa di coba, yang terpenting agar si kambing bisa mengeluarkan gas berlebih dalam perutnya baik melaui kentut maupun sendawa.

2. Cacingan

Ada banyak jenis cacing yang bisa menyerang kambing, diantaranya adalah: haemonchus cocortus, Trichuris sp dan Oestophagostomum sp yang kemungkinan besar terdapat pada pakan. Cacing–cacing tersebut akan hidup sebagai parasit di saluran pencernaan, melekat di selaput usus dan menghisap sari makanan, cairan tubuh, darah serta mengeluarkan racun. Kondisi ini menyebabkan kambing menjadi lemah, lesu dan tidak bisa gemuk walaupun diberi makan banyak. Dalam beberapa kasus, kambing muda usia 3–4 bulan yang terkena cacingan bisa kurus dan mati.
Tanda klinis dari kambing yang cacingan: nafsu makan berkurang, lemah, lesu, kurus, perut buncit, bulu terasa kasar, kusam dan rontok. Kambing pun mengalami diare atau mencret. Maka penting untuk menjaga kebersihan kandang dan memberikan obat cacing secara teratur, boleh 3 bulan sekali, 6 bulan sekali atau paling lambat setahun sekali. Obat cacing yang biasa digunakan antara lain cetarin concurat, pheno plus dan wormex powder. Bisa juga diberi ramuan jamu dari: 2 buah pinang tua, 2 sendok makan gula jawa, 5 lembar daun tembakau dan 1 sendok makan serbuk getah pepaya muda. Semua bahan dicampur rata dan dihaluskan dan diberikan setiap 5 hari sekali.

3. Scabies

Scabies atau bahasa awamnya kudis dan kurap. Penyebabnya adalah ektoparasit atau tungau Sarcoptes scabei, Psoroptes communis varovis dan Chorioptes ovis. Biasanya penyakit ini akan menyerang area disekitar telinga dulu, kemudian baru menyebar. Tanda klinis terkena scabies biasanya timbul bercak–bercak merah yang membentuk bisul pada kulit kambing, kemudian kulit yang berbercak akan mulai menebal, mengeras dan bersisik serta gatal. Karena rasa gatal, si kambing akan menggosok–gosokan badannya kedinding kandang yang akan menyebabkan bulunya rontok. Lama kelamaan tubuh si kambing pun akan mulai terlihat kurus karena nafsu makan yang berkurang serta kekurangan darah, sehingga produksi susunya pun akan ikut menurun.
Tungau yang menyebabkan scabies mudah menyebar ke ternak yang lain, maka perlu adanya pengkarantinaan bagi kambing yang terjangkit. Lakukan penyemprotan pada kandang yang tercemar dengan menggunakan desinfektan. Untuk pengobatannya berikan obat anti parasit seperti Ivomec.
kudis kambing
Tapi yang terlebih dulu mencuci kambing dengan disikat menggunakan sabun antiseptik atau deterjen, kemudian potong pendek bulu tebal diarea yang terluka. Ada juga yang meracik sendiri ramuan tradisional yang terdiri dari Oli bekas, minyak goreng bisa juga minyak kelapa, minyak tanah, garam, kapur barus, kapur ajaib, bawang merah, bawang putih, kunyit dan serbuk belerang di campur rata kemudian di olesi ke bagian yang terluka 2 – 3 hari sekali.

4. Orf

Sering disebut juga dakangan atau Ecthyma Contagiosa, disebabkan oleh virus Parapoxvyrus yang bersifat zoonosis dan dapat menular ke manusia. Biasanya kambing terkena orf saat memakan rumput yang berbulu dan debu dari konsentrat. Gejala klinisnya adalah: luka disekitar mulut yang berupa keropeng hitam dan terdapat juga benjolan. Lama–lama bisa menyebar ke sela–sela kuku, akibatnya kambing menjadi kurus karena tidak selera makan. Biasanya orf atau keropeng mulut ini bisa sembuh setelah 1 bulan, tapi dalam kasus tertentu juga bisa menimbulkan kematian jika terjadi infeksi sekunder.
Pengobatannya adalah menggunakan Preparat Iodium dan suntikan antibiotik. Ada juga yang menggunakan pasta yang terbuat dari bahan tradisional seperti biji pinang, kapur sirih dan kunyit yang sudah dibersihkan terlebih dulu kemudian dihaluskan. Pemberian pasta tradisional tinggal dioleskan saja tanpa harus mengelupaskan keropeng pada mulut. Bisa juga diberi vaksinasi untuk pencegahan dan pengkarantinaan agar tidak terjadi penyebaran.
kambing terjangkit Ecthyma Contagiosa

5. Pink Eye

Disebut juga mata belekan, biasanya disebabkan iritasi akibat tertusuk benda seperti: duri, kayu, ujung rambut bahkan debu dari konsentrat. Tapi terkadang bisa juga disebabkan oleh bakteri, virus atau parasit. Gejala klinis yang terlihat biasanya mata kambing sering berkedip, mengeluarkan air dan mata berwarna kemerah–kemerahan. Selanjutnya mata akan keruh dan timbul borok hingga mengalami pembengkakan. Jika tidak ditangani secara langsung dan berkala bisa bertambah parah bahkan mengakibatan kebutaan permanen.

Cara mengobatinya: pertama cuci matanya menggunakan air hangat, kemudian oleskan salep mata khusus kambing yang mengandung antibiotik, sehingga cepat meredakan infeksinya. Atau bisa juga semprotkan campuran teh basi, daun sirih dan garam setiap hari sampai sembuh.
kambing sakit Pink Eye via easylivingthehardway.blogspot.com

6. Antraks

Penyebab penyakit antraks adalah virus Bacillus Anthracis yang penularannya melalui kontak langsung, makanan, minuman dan pernafasan. Gejala klinisnya adalah: demam yang tinggi hingga tubuh gemetar, badan lemas, gangguan pernafasan, pembengkakakan kelenjar dada, bada penuh bisul, gangguan pencernaan, mengeluarkan darah dari telinga, mulut, dan anus. Belum ada obatnya, jadi pengendalian penyakit adalah dengan membakar ternak yang mati terserang Antraks.

7. Penyakit Kuku dan Mulut (PMK)

Biasanya disebabkan oleh Apthae Epizootica (AE) yang terdapat di air kencing, susu dan air liur. Gejala klinisnya: nafsu makan berkurang, demam, keluar air liur yang berlebihan, rongga mulut, lidah dan kaki melepuh serta terdapat benjolan berisi cairan bening. Kambing yang terjangkit dipisahkan dan diobati, jaga kebersihan kandang dan berikan vaksinasi.

8. Enterotoxemia

Disebabkan karena makan biji-bijian yang berlebihan hingga bakteri Clostridium Perfringens pada rumen menjadi lebih produktif dikarenakan tingkat keasamannya, sehingga menghasilkan racun yang malahan merugikan si kambing. Gejala klinisnya: kambing berkedut, demam hingga giginya bergemeretak dan perut bengkak. Penyakit ini bisa dicegah dengan vaksinasi tahunan terutama kambing yang menyusui dan jangan terlalu banyak pemberian biji-bijian dalam pakannya.

9. Miasis

Miasis adalah sejenis Korengan atau Belatungan, orang sering mengenalnya juga dengan sebutan Seten. Penyakit ini sering menyerang pada bagian paha kambing betina yang setelah melahirkan sisa darahnya tidak dibersihkan. Bisa juga terjadi pada anak kambing yang baru lahir karena tidak diberikan antiseptik atau anti lalat pada pusarnya. Tapi dalam beberapa kasus juga dapat disebabkan oleh luka karena kandang yang tidak nyaman. Cara pengobatan: bersihkan koreng dengan air, siram dengan minyak kayu putih lalu beri tembakau yang sudah dibasahi dan tutup dengan perban. Gantilah setiap hari sampai keluar belatungnya.

10. Diare atau Mencret

Biasanya terjadi karena adanya gangguan pada saluran pencernaan yang bisa disebabkan oleh bakteri, makanan yang rusak, serta lingkungan atau udara dingin. Gejala klinisnya: kambing tampak lesu, lemah dan juga pucat. Kotoran kambing berwarna hijau muda, hijau mengkilap, hijau kekuningan, hijau kemerahan atau hijau kehitaman. Jika disebabkan makanan, maka hindari pemberian daun kacang-kacangan dan daun muda. Jika karena penyakit bisa diberi jamu dari campuran daun jambu biji, garam dapur dan 1 gelas air kelapa, lalu berikan 1/3 gelas selama 3 hari berturut-turut.

11. Keracunan

Keracunan biasanya terjadi ketika kambing mengonsumsi pakan hijauan yang mengandung racun atau keracunan insektisida. Tanda- tanda keracunan: kejang-kejang, mulut berbusa, selaput lendir mata berwarna kebiru-biruan, dan kotoran bercampur darah. Pada beberapa kasus kondisinya bisa parah dan menyebabkan kematian yang mendadak. Penanganan keracunan: berikan tablet norit atau air kelapa muda. Ada juga yang memberi larutan campuran minyak kelapa, air kelapa muda, garam dan asam jawa. Jika keracunan insektisida, minumkan 1 gelas santan hangat.

12. Mastitis

Mastitis sering dijumpai pada kambing perah karena penyakit ini memang menyerang bagian puting kambing. Sering kali pemicunya adalah bakteri Staphylococcus Aureus atau bisa juga diakibatkan proses pemerahan yang kurang sempurna, sehingga susu belum habis diperah sepenuhnya. Mastitis berakibat pada penurunan jumlah produksi susu dan kualitas dari susu itu sendiri. Cara pengobatan: memberi antibiotik intra-mammary dan memperbaiki proses dari pemerahan susu.
penyakit kambing Mastitis via www.keyword-suggestions.com

13. Kuku Busuk

Penyebabnya adalah kandang yang basah dan kotor, sehingga kambing sering menginjak air yang akhirnya terjadi pembusukkan. Tanda-tandanya: celah kuku bengkak dan megeluarkan cairan putih keruh. Kulit kuku mengelupas, timbul benjolan yang menyakitkan hingga si kambing berjalan pincang dan bisa berakhir dengan kelumpuhan. Cara mengobatinya: bersihkan dan potong kukunya, siramkan alkohol lalu perban kaki kambing dan hindarkan dari tempat kotor yang tergenang air.
kutu busuk kambing via www.kambingpotong.com

14. Pneumonia

Umumnya disebabkan karena keadaan udara yang lembap, dingin dan kotor serta kambing yang tidak terpelihara dengan baik. Gejalanya: kambing sulit bernafas, nafsu makan hilang, sering batuk dan juga demam. Jagalah kandang agar tidak lembap, selalu bersih, tidak tergenang air, menutup kandang jika angin kencang dan lakukan karantina pada kambing sakit. Pengobatan yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan preparat antibiotik.

15. Konstipasi atau Sembelit

Biasanya hanya dialami oleh anak kambing yang baru lahir, karena kotoran pertamanya berwarna hitam kental dan keras sehingga sulit keluar. Anak kambing yang terkena konstipasi selain susah buang kotoran, dia juga akan berguling-guling dan sering mengembik. Maka untuk melancarkan buang air besarnya bisa diberi 1 sendok makan minyak sayur.

Minggu, 24 April 2016

Testimoni Pemberian Pakan Kambing Fermentasi

Pakan Kambing Fermentasi memakai Gedebog Pisang Andalan Pak Marto

Gedebog pisang / batang pohon pisang mungkin bagi sebagian besar orang khususnya di Desa karangsari menjadi hal yang tidak berguna ataupun hanya digunakan ketika ada hajatan atau pagelaran wayang kulit bahkan sampai dibiarkan membusuk ketika menebang pohon pisang, namun gedebog pisang menjadi sangat berarti dan bermanfaat bagi salah seorang petani teladan dan berprestasi di Desa Karangsari RT 1 RW 3 yang bernama Suparman Marto Atmojo. (pak Marto nama panggilan) sangat layak dan pantas  untuk disebut sebagai petani teladan dan berprestasi karena Dia menjadi Ketua kelompok Tani Sedyo Mulyo yang mampu mengantarkan dan memimpin kelompok tani tersebut meraih berbagai piagam penghargaan dan piala perlombaan dari tingkat Kabupaten sampai tingkat Propinsi dan beberapa kali mendapatkan bantuan modal dan hibah dari pemerintah berupa alat mesin pertanian dan alat pembuatan pupuk organik serta beberapa bantuan lainnya.  Gedebog pisang menjadi menu utama dan makanan pokok bagi  5 ekor ternak kambing yang dipelihara oleh  pak Marto.
Pak Marto memulai membuat terobosan mempraktekan menggunakan gedebog pisang sebagai pakan kambing fermentasi dilatarbelakangi dari banyaknya keluhan dari warga desa Karangsari yang memelihara kambing ketika di musim kemarau sulit untuk mencari rumput untuk pakan ternak bahkan para pemilik ternak mencari rumput dan dedaunan sampai ke desa tetangga bahkan sampai ke desa yang berjarak sampai puluhan kilo meter demi mencukupi kebutuhan pangan agar kambing-kambing yang dipelihara tidak kelaparan. Melihat kondisi dan permasalahan tersebut, pak Marto dengan penuh semangat mulai berusaha mencari informasi dari berbagai sumber dan pihak terkait dan bahkan melalui media  internet yang dibantu oleh salah satu rekan pengurus Karang taruna Permatasari 10 untuk menggunakan komputer yang ada di sekretariat kelompok tani Sedyo Mulyo  untuk belajar menggunakan internet. Perjuangan dan usaha yang dilakukan oleh pak Marto tidak sia-sia dia bertemu dengan beberapa orang yang membantu mengajari dan melihat video yang telah diunduh dari Youtube untuk menggunakan alternatif lain selain rumput sebagai pakan ternak. Pada awalnya pak Marto tidak memiliki kambing dan tidak memiliki kandang kambing namun untuk membuktikan dan memberi contoh kepada warga sekitar di desa Karangsari dia harus praktek sendiri tanpa hanya sekedar teori belaka maka Dia memulai membuat kandang kambing dan membeli 1 ekor kambing pada bulan Agustus 2013 dan sampai Oktober 2013 kambing yang dimiliki berjumlah 5 ekor. Dia menjelaskan untuk dapat menjadikan gedebog pisang sebagai pakan  kambing fermentasi harus menggunakan metode fermentasi yang cukup hanya memerlukan waktu 2- 4 jam untuk siap diberikan ke kambing peliharaannya.
Cara  membuat fermentasi gedebog pisang sebagai pakan ternak kambing untuk 1 hari (3x makan) menurut pengalaman pak Marto misal untuk 5 kambing  adalah sbb :
*BAHAN-BAHAN :
15 kg gedebog pisang yang dipotong kecil-kecil, 1 kg bekatul, 1 sendok makan gula pasir, 1 sachet kecap manis, 1 tutup botol SOC (Suplemen Organik Cair). Untuk SOC bisa dibeli kepada Bpk Sartam tetangga rumahnya yang masih di RT 1 RW 3 seharga Rp 100.000 ukuran 500ml bisa dipakai untuk 50 kali proses fermentasi dan air bersih secukupnya untuk melarutkan campuran bahan–bahan yang ada.
* ALAT-ALAT :
1 buah parang/golok/sabit untuk memotong gedebog pisang. 1 buah ember/drum plastik besar  untuk menampung gedebog yang akan difermentasi, 1 buah gayung untuk mengambil dan menuangkan air bersih , serta 1 buah wadah plastik untuk melarutkan air dan cairan SOC. Plastik /terpal ukuran 1m untuk alas gedebog pisang yang telah dipotong kecil – kecil agar tidak kotor ketika proses pencampuran.
CARA MEMBUAT PAKAN KAMBING FERMENTASI DARI GEDEBOG PISANG UNTUK PAKAN TERNAK :
1. Potong kecil-kecil gedebog pisang agar kambing dapat memakan dan mencerna lebih mudah, kumpulkan jadi satu di plastik/terpal dan aduk rata dengan bekatul. 
2. Tuangkan dan campurkan larutan SOC 1 tutup botol, 1 sachet kecap manis, dan 1 sendok makan gula pasir  ke dalam wadah plastik, aduk hingga rata. Diamkan 15-20 menit.
 3. Tuangkan larutan SOC yang telah diaduk rata dengan bahan lainnya ke dalam campuran gedebog dan bekatul, aduk rata
4. Masukkan semua campuran gedebog pisang, bekatul/dedak yang telah dituang larutan SOC, kecap dan gula pasir ke dalam ember besar/wadah plastik  dan tutup rapat ember besar/wadah plastiknya 
5. Proses fermentasi paling cepat 2 jam sampai 4 jam. Setelah melalui proses fermentasi maka gedebog pisang siap diberikan ke kambing sebagai pakan ternak.

MANFAAT DAN KEUNGGULAN PAKAN KAMBING FERMENTASI DIBANDING RUMPUT :
* Menghemat waktu dan tenaga karena tidak perlu cari rumput atau dedaunan
* Meningkatkan nafsu makan sehingga penggemukan semakin cepat
* Memperbaiki proses pencernakan
* Lebih kebal terhadap penyakit
* Meningkatkan produksi susu
* Menjadikan susu dan daging kambing menjadi tidak prengus
* Mengurangi bau kotoran dan air kencing
* Kotoran menjadi lebih sedikit karena pakan menjadi tercerna dengan baik

Selain itu juga berdasarkan pengalaman yang dilakukan oleh Pak Marto bahwa kotoran kambing juga dapat dijadikan sebagai pupuk organik serta kencing kambing dapat dijadikan sebagai obat semprot organik dalam pertanian pengganti pestisida kimiawi.
Dengan terobosan dan inovasi yang telah dilakukan serta semangat belajar dan berbagi ilmu dari Pak Marto maka Pengurus dan anggota Karang taruna Permatasari 10 Desa Karangsari pada akhirnya ikut memulai mempraktekan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) dan bergabung menjalin kemitraan dengan kelompok Tani Sedyo Mulyo untuk mendirikan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) dalam bidang peternakan kambing metode Fermentasi Pakan Kambing memakai gedebog pisang.
Salah satu nilai tambah/point plus  yang membuat Karang taruna Permatasari 10 menjadi juara 2 Karang taruna Berprestasi Tingkat Kabupaten adalah dengan adanya KUBE ternak kambing metode fermentasi dengan gedebog pisang. Untuk sebuah perubahan yang lebih baik perlu aksi nyata dan perjuangan serta pengorbanan. Mari gunakan teknologi informasi dengan bijak untuk masa depan yang penuh harapan seperti yang telah dipraktekan oleh Pak Marto dan Karang taruna Permatasari 10  Desa Karangsari Kecamatan Kebasen Kabupaten Banyumas.
Salam dari desa…..
Diambil dari http://republikkambing.com dgn sedikit perubahan

Kini telah hadir dan dijual, siap diaplikasikan :
Pupuk Organik Cair SSA, Pupuk Organik yang MAMPU melarutkan residu2/sisa2 pupuk Kimia (yang mengendap bertahun-tahun di tanah pertanian, perkebunan dan menjadikan tanah Pertanian dan Perkebunan menjadi semakin miskin hara dan mikroba karena panas yang ditimbulkan oleh residu tadi). 

Dengan disemprot Pupuk Organik Cair SSA, tanah Pertanian dan Perkebunan menjadi subur dan gembur kembali, tumbuh berbagai jenis mikroba baik yang akan semakin menyuburkan, sehingga hasil panenan semakin melimpah.
Untuk Informasi lebih lanjut, silahkan klik gambar di bawah ini :





Minggu, 17 April 2016

Macam-Macam Domba Di Indonesia

1. Domba Garut (Domba Priangan)


Menurut para pakar domba seperti Prof. Didi Atmadilaga dan Prof. Asikin Natasasmita, bahwa Domba Garut merupakan hasil persilangan segitiga antara domba lokal (asli Indonesia), Domba Cape/Capstaad (Domba Ekor Gemuk atau Kibas) dari Afrika Selatan dan Domba Merino dari Asia Kecil. Yang dibentuk kira-kira pada pertengahan abad ke 19 (±1854) yang dirintis oleh Adipati Limbangan Garut.
Sekitar 70 tahun kemudian yaitu tahun 1926 Domba Garut telah menunjukan suatu keseragaman, misalnya bentuk tanduk yang besar melingkar diturunkan dari Domba Merino.
Pada awalnya domba priangan atau domba garut ini berkembang di Priangan (Jawa Barat), terutama di daerah Bandung, Garut, Sumedang, Ciamis, dan Tasikmalaya. Namun saat ini sudah berkembang di seluruh pulau Jawa khususnya dan Indonesia pada umumnya. Domba ini dipelihara selain sebagai domba potong atau domba pedaging, juga dipelihara sebagai domba aduan.

Ciri-ciri domba garut :

  • Bertubuh besar dan lebar, lehernya kuat, dahi konveks.
  • Domba priangan jantan memiliki tanduk besar dan kuat, melengkung ke belakang berbentuk spiral, dan pangkal tanduk kanan dan kiri hampir menyatu. Sedangkan domba betina tidak memiliki tanduk, panjang telinga sedang, dan terletak di belakang tanduk.
  • Domba jantan mempunyai berat 40-80 kg, sedangkan betina 30-40 kg.
  • Kadang-kadang dijumpai adanya domba tanpa daun telinga.
  • Keunggulan domba priangan ini adalah kulitnya merupakan salah satu kulit dengan kualitas terbaik di dunia, selain itu dengan leher yang kokoh dan tubuh yang besar, kuat, domba ini sesuai untuk domba aduan. Keunggulan lainnya adalah penghasil daging yang sangat baik dan mudah dipelihara.

2. Domba Texel Wonosobo (Dombos)


Domba Texel atau juga dikenal dengan nama Dombos yang artinya Domba Texel Wonosobo. Pada bulan Juli 2009, peternak di Lampung Timur mendatangkan 75 ekor betina dan 1 pejantan domba Texel yang didatangkan dari daerah Dieng Wonosobo, dan ternyata dapat beradaptasi dan berkembang biak dengan baik di daerah Lampung Timur yang bersuhu panas.

Pada tahun 1954/1955 Pemerintah mendatangkan 500 ekor Domba Texel dari Belanda dan dialokasikan ke beberapa daerah di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah (Baturaden Banyumas dan Tawangmangu Solo) dan Jawa Timur, tetapi daerah tersebut tidak mampu mengembangkannya. Akhirnya tahun 1957, dipindahkan ke Daerah Wonosobo. Ternyata penduduk Wonosobo mampu mengembangkan Domba Texel tersebut, akhir tahun 2006 populasi mencapai 8.753 ekor.

Domba Texel mempunyai ciri khas yang mudah dibedakan dari domba jenis lain yaitu : Mempunyai bulu wol yang keriting halus berbentuk spiral berwarna putih yang menyelimuti bagian tubuhnya kecuali perut bagian bawah, keempat kaki dan kepala. Postur tubuh tinggi besar dan panjang dengan leher panjang dan ekor kecil.

Domba Texel tergolong ternak unggulan yang berpotensi sebagai penghasil daging. Bobot badan dewasa jantan dapat mencapai 100 kg dan yang betina 80 kg dengan karkas sekitar 55 %. Dalam penggemukkan secara intensif dapat menghasilkan pertambahan berat badan 265 – 285 gram/hari. Masyarakat Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah telah banyak merintis usaha penggemukan intensif terhadap Domba Persilangan Texel dengan Domba Lokal, yang menghasilkan keuntungan memadai. Di samping itu Domba Texel dapat menghasilkan bulu wool berkualitas sebanyak 1000 gram/ekor/tahun, yang dapat diolah sebagai komuditas yang mempunyai nilai tambah. Di pedesaan Wonosobo yang potensial Domba texel telah dirintis industri rumah tangga yang mengolah bulu wool Domba Texel.

Domba Texel tergolong ternak yang cepat berkembang biak, dapat beranak pertama kali pada umur 15 bulan dan selanjutnya dapat melahirkan setiap delapan bulan. Anak pertama cenderung tunggal dan anak berikutnya kadang-kadang kembar dua. Domba Texel mempunyai karakter genetik yang cenderung dominan. Di Kabupaten Wonosobo, Domba Texel telah banyak memberi kontribusi genetik terhadap domba-domba lokal melalui proses kawin silang, menghasilkan domba domba persilangan yang potensial sebagai penghasil daging.

Kendala pengembangan Domba Texel justru karena tingginya permintaan dari luar daerah yang disinyalir untuk di ekspor ke Malaysia. Hal ini sebenarnya meningkatkan pamor dan nilai harga Domba Texel itu sendiri, sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat peternak dan pedagang Domba Texel. Namun di sisi lain, bila pengeluaran ke luar daerah tak dikendalikan, bisa mengancam terjadinya pengurasan ternak. Kendala lain, perkembang biakan Domba Dexel masih tergantung pada kawin alam, berhubung belum terdapatnya Produsen Frozen semen Domba Texel.

Pemerintah telah berupaya melestarikan Domba Texel melalui Program Village Breeding Centre (VBC) Domba Texel yang meliputi kegiatan pendataan, droping Domba Texel Gaduhan Pemerintah, sosialisasi dan promosi pelestarian maupun teknik budidaya serta pelatihan pengolahan bulu, kulit dan daging Domba Texel.

3. Domba Batur Banjarnegara (Domas)

Domba Batur (atau Domas) sebenarnya merupakan domba hasil persilangan dari domba lokal yaitu domba Ekor Tipis (Gembel), domba Suffolk dan domba Texel.

Pada 1984, kelompok tani ternak di Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, berusaha menyilangkan domba bantuan presiden dengan domba lokal. Persilangan domba asal Tapos dan domba lokal menghasilkan keturunan yang oleh warga dinamai domba Batur atau Domas.
Pada awalnya berkembang di daerah Banjarnegara dan menjadi ikon Banjarnegara, dan sejak tahun 2009 mulai berkembang di beberapa daerah Jawa dan Sumatera.
Domba batur jantan maupun betina adalah tipe domba potong yang merupakan penghasil daging yang baik.

Ciri-ciri Domba Batur :
  • Tubuhnya besar dan panjang.
  • Kaki cenderung pendek dan kuat.
  • Domba jantan maupun betinanya tidak memiliki tanduk.
  • Kulitnya relatif lebih tipis dibandingkan domba garut, kibas, atau gembel, namun bulunya tebal.
  • Warna bulu dominan putih dan menutupi seluruh tubuhnya hingga bagian muka domba.
  • Keunggulan utama domba Batur ini adalah berat badannya. Untuk domba jantan dewasa berkisar antara 90-140 kg dan domba betina 60-80 kg, serta tinggi badan domba jantan dapat mencapai 75 cm dan tinggi domba betina 60 cm.
Domba Batur ini memang istimewa montok/gemuk, pada umur dua tahun domba jantan umumnya sudah bisa mencapai bobot 100 kg dan betina 80 kg. Bahkan, domba jantan yang bagus dapat mencapai bobot 140 kg. Domba dengan bobot seperti ini biasanya dijadikan pejantan.
Proporsi dagingnya (bukan karkas yang masih bertulang) juga tinggi. Dagingnya lebih empuk dan lemaknya lebih tinggi. Untuk sate lebih bagus.
Domba Batur mulai dapat dikawinkan pada umur 8 bulan saat si betina mencapai bobot 50—60 kg. Satu ekor pejantan mampu mengawini 10 ekor betina. Betina bunting selama lima bulan dan rata-rata jumlah anaknya 1,5 ekor per kelahiran.

4. Domba Ekor Gemuk ( Domba Kibas)


Domba Ekor Gemuk dikenal juga dengan nama Domba Kibas (di Jawa), juga dikenal sebagai domba Donggala, yang sekarang sudah dipatenkan menjadi domba ekor gemuk lokal Palu dari Sulawesi Tengah. Domba ini berasal dari Asia Barat atau India yang dibawa oleh pedagang bangsa Arab pada abad ke-18. Pada sekitar tahun 1731 sampai 1779 pemerintah Hindia Belanda telah mengimpor domba Kirmani, yaitu domba ekor gemuk dari Persia.
Pada awalnya domba Ekor Gemuk berkembang di Jawa Timur, Madura, Sulawesi, dan Nusa Tenggara (terutama di Lombok). Namun saat ini sudah berkembang di seluruh Indonesia.
Domba ini beradaptasi dan tumbuh lebih baik di daerah beriklim kering.

Ciri-ciri domba ekor gemuk :
  • Bentuk badannya sedikit lebih besar daripada domba lokal lainnya.
  • Berat domba jantan mencapai 40-60 kg, sedangkan domba betina 25-50 kg.
  • Tinggi badan pada jantan dewasa antara 52 – 65 cm, sedangkan pada betina dewasa 47 – 60 cm.
  • Warna bulu wolnya putih dan kasar.
  • Ekor yang besar, lebar dan panjang. Bagian pangkal ekor membesar merupakan timbunan lemak, sedangkan bagian ujung ekor kecil karena tidak terjadi penimbunan lemak. Cadangan lemak di bagian ekor berfungsi sebagai sumber energi pada musim paceklik.
  • Dada terlihat serasi dan kuat seperti bentuk perahu, ke empat kakinya kalau jalan agak lamban karena menanggung berat badan dan ekornya yang gemuk.
  • Umumnya domba jantan tidak bertanduk dan hanya sedikit yang mempunyai tanduk kecil, sedangkan yang betina tidak bertanduk.
  • Keunggulan Domba Domba ekor gemuk ini adalah tahan terhadap panas dan kering.
5. Domba Ekor Tipis (Domba Gembel)


Domba ekor tipis dikenal sebagai domba asli Indonesia dan sering disebut Domba Gembel, dalam Bahasa Inggris disebut Javanesse Thin-Tailed sheep.
Pada awalnya domba ini berkembang di daerah Jawa Tengah dan Jawa Barat, namun saat ini sudah berkembang di seluruh pulau jawa khususnya dan Indonesia pada umumnya.

Ciri-ciri domba ekor tipis :
  • Termasuk golongan domba berperawakan kecil, dengan berat badan domba jantan 30-40 kg dan domba betina 15-20 kg.
  • Bulu wolnya gembel berwarna putih dominan dengan warna hitam di sekeliling mata, hidung, dan beberapa bagian tubuh lain.
  • Ekornya tidak menunjukkan adanya desposisi lemak.
  • Telinga umumnya medium sampai kecil dan sebagian berposisi menggantung.
  • Domba jantan memiliki tanduk melingkar, sedangkan yang betina umumnya tidak bertanduk.
Keunggulan domba ekor tipis ini adalah bersifat prolific (dapat melahirkan anak kembar 2-5 ekor setiap kelahiran), mudah berkembang biak dan tidak dipengaruhi musim kawin, serta mampu beradaptasi pada daerah tropis dan makanan yang buruk.