Minggu, 07 April 2019

Cara Membuat Pakan Kambing Fermentasi dengan Pola HCS


Cara Membuat Pakan Kambing Fermentasi Dengan Pola HCS di bawah ini, layak dicoba, karena sudah banyak yang membuktikan, di berbagai wilayah di Indonesia, dan rata-rata menyatakan puas. Kambing bisa makan gedebog pisang, enceng gondok, jerami basah/kering, daun-daun kering, sehingga lebih hemat biaya, lebih hemat waktu (dapat stok pakan untuk seminggu, bahkan bisa tahunan, jika memakai fermentasi kering), kambing lebih sehat, cepat pertumbuhan badannya, kotorannya TIDAK BAU. Sungguh sangat menguntungkan bagi peternak ataupun bagi petani, shg mereka bisa mengolah pertanian atau perkebunan, juga memelihara kambing dalam jumlah yang banyak, tanpa kerepotan.

BAHAN PAKAN FERMENTASI YANG DIPERLUKAN :

     1. Karbohidrat terdapat pada : Ampas ketela / singkong kering, tepung jagung, katul
     2. Protein terdapat pada : Ampas kecap, ampas tahu / ampas bir, kled / kulit kedelai, kulit kacang  hijau, bungkil
     3. Serat terdapat pada : Segala macam jerami, segala macam rumput, rapak tebu / daduk, rendeng kedele, kangkung, pohon pisang, enceng gondok, dll. Jenis limbah tanaman kering ( jerami, dll yg sdh kering ), ini untuk membuat pakan kering. Jenis limbah tanaman basah ( gedebok pisang, enceng gondok ), ini untuk membuat pakan basah.
     4. Mineral dan Kalsium terdapat pada : Gamping / cangkang telur / tepung tulang, garam
     5. SOC (Suplemen Organik Cair) sebagai probiotik.
     6. Tetes tebu bisa diganti gula pasir ¼ x berat tetes tebu.
     7. Air

KOMPOSISI PAKAN KAMBING (TIPE BASAH) PER KWINTAL BAHAN UTAMA (Difermentasi dengan SOC-HCS)
      
CAMPURAN MINIMAL :                                     

- Pohon Pisang / Jerami : 100 kg,                                
- Ampas Tahu : 15 kg,                                                    
- Kantul / Dedak : 3 kg,                                                       
- Garam : ¼ kg,                                                                
- Tetes Tebu : 4 ons (Gula pasir : 1 ons ),                      
- SOC-HCS : 30cc ( 3 tutup botol SOC-HCS ),              
- Air : kira-kira 1 liter atau sesuai kebutuhan                  



 KOMPOSISI CAMPURAN PILIHAN :

- Batang pisang cacahan    70 kg
- Ampas tahu                      30 kg
- Katul / Dedak                   10 kg    
- Garam                              0,5 kg    
- Gula pasir                         5 sendok
SOC-HCS                        5 tutup

- Air                                    2 liter

CARA MEMBUAT :

      - Pohon pisang / jerami basah dipotong-potong ( dicacah )
      - Campurkan potongan pohon pisang / jerami, ampas tahu, dan katul
      -  Masukkan gula pasir ke dalam 1 liter air, aduk hingga rata
      - Campur SOC-HCS ke dalam air manis tadi, aduk hingga rata, lalu diamkan selama 15 menit, untuk memberi kesempatan mikrobanya berkembang biak. Setelah 15 menit, campurkan ke air yang agak banyak, sesuai kebutuhan, dgn perkiraan kalau campuran diremas tidak mengeluarkan air, cuma netes 1-2 tetes saja
      - Siramkan ke campuran pakan hingga rata, bisa dengan alat penyiram tanaman, agar benar-benar rata, kemudian taburkan garam dan aduk pakan sampai rata.
      -  Masukkan pakan ke dalam drum plastik, lalu tutup rapat (bisa juga tutup dgn terpal sampai kedap udara)
      - Diamkan selama 1-3 jam agar fermentasi berjalan dengan baik.
              
      Pakan siap untuk diberikan pada ternak (Kambing/Sapi) setiap pagi dan sore

 KETERANGAN
              
      1-7 hari tiap pagi ternak diberi pakan seperti biasa yang telah disemprotkan SOC-HCS.
      Sore hari diberi pakan buatan.
      Bila masih kurang semangat tambahkan pakan biasa.
            
     Selanjutnya ternak akan normal dengan pakan fermentasi ini. Untuk perbandingan, bila menggunakan pakan biasa, pertumbuhan ternak sampai siap jual sekitar 6 bulan, kalau dengan pakan fermentasi ini, hanya butuh waktu kira-kira 3 bulan saja.

Setelah difermentasi, taruh pakan di tempat terbuka, jangan tertutup rapat, agar tak terjadi fermentasi lanjutan. Maksimal stok hanya sampai kira-kira 6 hari saja, lalu membuat pakan fermentasi basah lagi untuk stok 6 hari ke depan.

Untuk membuat Pakan Fermentasi Kering, komposisinya sama hanya bedanya :

1. Jerami yg digunakan yang sudah kering.
2. Larutan manis ( Air 1 liter sdh dicampur gula/tetes tebu ) dicampur rata dengan SOC HCS, diamkan selama 15 menit agar mikrobanya menjadi aktif dan berkembang biak. Setelah 15 menit, tambahkan air lagi kira-kira 10 liter, aduk rata. Campuran larutan ini dipakai untuk pencelupan jerami kering, atau diciprat-cipratkan ketumpukan jerami, lalu diinjak-injak agar empuk, dibuat lapis demi lapis, sambil dicampurkan / ditaburkan bahan lainnya, selain ampas tahu.
3. Campuran ini lalu dimasukkan ke dalam drum atau ditutup terpal rapat-rapat, difermentasi selama 24 jam.
4. Setelah 24 jam, diangin-anginkan atau ditaruh ditempat yang tidak kena hujan. Masa simpan bisa bertahun-tahun.
5. Ampas tahu diberikan atau dicampurkan pada saat mau memberi makan ke kambing
             
     Dengan pakan fermentasi Pola HCS ini, kotoran ternak menjadi TIDAK BAU sehingga tidak mengganggu lingkungan.

Ternak lebih sehat, bobotnya cepat bertambah ( lebih cepat gemuk )

Bau dagingnya tidak "prengus", dagingnya juga rendah kolesterol

Urine dan kotorannya bisa dipakai untuk pembuatan pupuk organik. 


Dari 20 ekor kambing yang menggunakan SOC-HCS, kotorannya bisa dibuat pupuk untuk satu hektar sawah ( tanpa menggunakan pupuk kimia lagi ). Jadi lebih hemat, dan keuntungan tambahan lagi, tidak perlu menyiangi rumput ( tidak matun lagi )

Demikian Cara Membuat Pakan Kambing Fermentasi Dengan Pola HCS

Silahkan hubungi : LEO MURWANTO, 
Bisa lewat sms / call / Whats App di nomor : 081 297 191 370 
Untuk pembelian SOC-HCS nya atau bila Anda ingin mendaftarkan diri sebagai Mitra HCS.

Go Success HCS.....!!

Untuk lebih jelasnya, Anda bisa tanyakan langsung via call/sms/WA : 081297191370 atau lihat video cara membuat pakan kambing fermentasi dengan pola HCS berikut ni :





Selamat menyaksikan sampai tuntas, 

kalau ada pertanyaan, silahkan sms/call/WA :


081-297-191-370






15 Penyakit Umum Kambing

Kita mengenal ada beberapa penyakit yang sering menyerang kambing. Serangannya bisa ringan, tapi ada juga yang bisa menyebabkan kematian jika tidak segera dikenali dan ditangani. 
Pada kesempatan ini, kita akan bahas beberapa jenis penyakit yang sering menyerang kambing dan tanda-tandanya, sehingga dapat diambil tindakan nyata sebagai bentuk penanganannya ( diambil dari https://okdogi.com/penyakit-kambing/ )

1. Kembung

Kembung atau juga disebut bloat adalah kondisi perut kambing berisi banyak gas yang diakibatkan proses fermentasi yang berjalan cepat dan tidak dapat mengeluarkannya dalam bentuk kentut. Tingginya akumulasi gas dalam perut menekan organ dalam tubuh yang lain dan menimbulkan kesakitan. Sehingga kambing pun melakukan pernapasan dengan mulut terbuka akibat frekuensi pernapasan yang tinggi.
Tanda klinis yang jelas terlihat adalah perut kambing yang membesar atau membengkak akibat penumpukan gas dalam rumen. Rasa sakit yang ditimbulkan akan membuat kambing mendengus dan umumnya akan menendang–nendang ke sisi kiri. Punggung kambing juga membungkuk, serta saat berbaring kambing akan sulit untuk bangun kembali. Jika tidak segera diatasi lama kelamaan bisa semakin parah dan kambing pun bisa mati.
kambing kembung via www.whiteoakboergoats.com
Biasanya disebabkan terlalu banyak mengkonsumsi legume, hijauan terlalu muda atau mengkonsumsi rumput basah saat dilepas dari kandang. Maka penting bagi peternak untuk berhati–hati dalam memberikan makanan hijauan, hendaknya dilayukan terlebih dulu. Juga jangan melepas kambing saat pagi hari, dimana rumput masih basah karena embun.
Jika kambing mengalami kembung bisa dibelikan obat masuk angin di apotik, ada juga yang meminumkan minyak nabati, ada yang mencekoki kambing dengan soda dan ada juga yang menusuk anus kambing dengan tangkai daun pepaya yang sudah di olesi minyak, kemudian menekan dan memijat agar gas keluar dari perut. Banyak cara bisa di coba, yang terpenting agar si kambing bisa mengeluarkan gas berlebih dalam perutnya baik melaui kentut maupun sendawa.

2. Cacingan

Ada banyak jenis cacing yang bisa menyerang kambing, diantaranya adalah: haemonchus cocortus, Trichuris sp dan Oestophagostomum sp yang kemungkinan besar terdapat pada pakan. Cacing–cacing tersebut akan hidup sebagai parasit di saluran pencernaan, melekat di selaput usus dan menghisap sari makanan, cairan tubuh, darah serta mengeluarkan racun. Kondisi ini menyebabkan kambing menjadi lemah, lesu dan tidak bisa gemuk walaupun diberi makan banyak. Dalam beberapa kasus, kambing muda usia 3–4 bulan yang terkena cacingan bisa kurus dan mati.
Tanda klinis dari kambing yang cacingan: nafsu makan berkurang, lemah, lesu, kurus, perut buncit, bulu terasa kasar, kusam dan rontok. Kambing pun mengalami diare atau mencret. Maka penting untuk menjaga kebersihan kandang dan memberikan obat cacing secara teratur, boleh 3 bulan sekali, 6 bulan sekali atau paling lambat setahun sekali. Obat cacing yang biasa digunakan antara lain cetarin concurat, pheno plus dan wormex powder. Bisa juga diberi ramuan jamu dari: 2 buah pinang tua, 2 sendok makan gula jawa, 5 lembar daun tembakau dan 1 sendok makan serbuk getah pepaya muda. Semua bahan dicampur rata dan dihaluskan dan diberikan setiap 5 hari sekali.

3. Scabies

Scabies atau bahasa awamnya kudis dan kurap. Penyebabnya adalah ektoparasit atau tungau Sarcoptes scabei, Psoroptes communis varovis dan Chorioptes ovis. Biasanya penyakit ini akan menyerang area disekitar telinga dulu, kemudian baru menyebar. Tanda klinis terkena scabies biasanya timbul bercak–bercak merah yang membentuk bisul pada kulit kambing, kemudian kulit yang berbercak akan mulai menebal, mengeras dan bersisik serta gatal. Karena rasa gatal, si kambing akan menggosok–gosokan badannya kedinding kandang yang akan menyebabkan bulunya rontok. Lama kelamaan tubuh si kambing pun akan mulai terlihat kurus karena nafsu makan yang berkurang serta kekurangan darah, sehingga produksi susunya pun akan ikut menurun.
Tungau yang menyebabkan scabies mudah menyebar ke ternak yang lain, maka perlu adanya pengkarantinaan bagi kambing yang terjangkit. Lakukan penyemprotan pada kandang yang tercemar dengan menggunakan desinfektan. Untuk pengobatannya berikan obat anti parasit seperti Ivomec.
kudis kambing
Tapi yang terlebih dulu mencuci kambing dengan disikat menggunakan sabun antiseptik atau deterjen, kemudian potong pendek bulu tebal diarea yang terluka. Ada juga yang meracik sendiri ramuan tradisional yang terdiri dari Oli bekas, minyak goreng bisa juga minyak kelapa, minyak tanah, garam, kapur barus, kapur ajaib, bawang merah, bawang putih, kunyit dan serbuk belerang di campur rata kemudian di olesi ke bagian yang terluka 2 – 3 hari sekali.

4. Orf

Sering disebut juga dakangan atau Ecthyma Contagiosa, disebabkan oleh virus Parapoxvyrus yang bersifat zoonosis dan dapat menular ke manusia. Biasanya kambing terkena orf saat memakan rumput yang berbulu dan debu dari konsentrat. Gejala klinisnya adalah: luka disekitar mulut yang berupa keropeng hitam dan terdapat juga benjolan. Lama–lama bisa menyebar ke sela–sela kuku, akibatnya kambing menjadi kurus karena tidak selera makan. Biasanya orf atau keropeng mulut ini bisa sembuh setelah 1 bulan, tapi dalam kasus tertentu juga bisa menimbulkan kematian jika terjadi infeksi sekunder.
Pengobatannya adalah menggunakan Preparat Iodium dan suntikan antibiotik. Ada juga yang menggunakan pasta yang terbuat dari bahan tradisional seperti biji pinang, kapur sirih dan kunyit yang sudah dibersihkan terlebih dulu kemudian dihaluskan. Pemberian pasta tradisional tinggal dioleskan saja tanpa harus mengelupaskan keropeng pada mulut. Bisa juga diberi vaksinasi untuk pencegahan dan pengkarantinaan agar tidak terjadi penyebaran.
kambing terjangkit Ecthyma Contagiosa

5. Pink Eye

Disebut juga mata belekan, biasanya disebabkan iritasi akibat tertusuk benda seperti: duri, kayu, ujung rambut bahkan debu dari konsentrat. Tapi terkadang bisa juga disebabkan oleh bakteri, virus atau parasit. Gejala klinis yang terlihat biasanya mata kambing sering berkedip, mengeluarkan air dan mata berwarna kemerah–kemerahan. Selanjutnya mata akan keruh dan timbul borok hingga mengalami pembengkakan. Jika tidak ditangani secara langsung dan berkala bisa bertambah parah bahkan mengakibatan kebutaan permanen.

Cara mengobatinya: pertama cuci matanya menggunakan air hangat, kemudian oleskan salep mata khusus kambing yang mengandung antibiotik, sehingga cepat meredakan infeksinya. Atau bisa juga semprotkan campuran teh basi, daun sirih dan garam setiap hari sampai sembuh.
kambing sakit Pink Eye via easylivingthehardway.blogspot.com

6. Antraks

Penyebab penyakit antraks adalah virus Bacillus Anthracis yang penularannya melalui kontak langsung, makanan, minuman dan pernafasan. Gejala klinisnya adalah: demam yang tinggi hingga tubuh gemetar, badan lemas, gangguan pernafasan, pembengkakakan kelenjar dada, bada penuh bisul, gangguan pencernaan, mengeluarkan darah dari telinga, mulut, dan anus. Belum ada obatnya, jadi pengendalian penyakit adalah dengan membakar ternak yang mati terserang Antraks.

7. Penyakit Kuku dan Mulut (PMK)

Biasanya disebabkan oleh Apthae Epizootica (AE) yang terdapat di air kencing, susu dan air liur. Gejala klinisnya: nafsu makan berkurang, demam, keluar air liur yang berlebihan, rongga mulut, lidah dan kaki melepuh serta terdapat benjolan berisi cairan bening. Kambing yang terjangkit dipisahkan dan diobati, jaga kebersihan kandang dan berikan vaksinasi.

8. Enterotoxemia

Disebabkan karena makan biji-bijian yang berlebihan hingga bakteri Clostridium Perfringens pada rumen menjadi lebih produktif dikarenakan tingkat keasamannya, sehingga menghasilkan racun yang malahan merugikan si kambing. Gejala klinisnya: kambing berkedut, demam hingga giginya bergemeretak dan perut bengkak. Penyakit ini bisa dicegah dengan vaksinasi tahunan terutama kambing yang menyusui dan jangan terlalu banyak pemberian biji-bijian dalam pakannya.

9. Miasis

Miasis adalah sejenis Korengan atau Belatungan, orang sering mengenalnya juga dengan sebutan Seten. Penyakit ini sering menyerang pada bagian paha kambing betina yang setelah melahirkan sisa darahnya tidak dibersihkan. Bisa juga terjadi pada anak kambing yang baru lahir karena tidak diberikan antiseptik atau anti lalat pada pusarnya. Tapi dalam beberapa kasus juga dapat disebabkan oleh luka karena kandang yang tidak nyaman. Cara pengobatan: bersihkan koreng dengan air, siram dengan minyak kayu putih lalu beri tembakau yang sudah dibasahi dan tutup dengan perban. Gantilah setiap hari sampai keluar belatungnya.

10. Diare atau Mencret

Biasanya terjadi karena adanya gangguan pada saluran pencernaan yang bisa disebabkan oleh bakteri, makanan yang rusak, serta lingkungan atau udara dingin. Gejala klinisnya: kambing tampak lesu, lemah dan juga pucat. Kotoran kambing berwarna hijau muda, hijau mengkilap, hijau kekuningan, hijau kemerahan atau hijau kehitaman. Jika disebabkan makanan, maka hindari pemberian daun kacang-kacangan dan daun muda. Jika karena penyakit bisa diberi jamu dari campuran daun jambu biji, garam dapur dan 1 gelas air kelapa, lalu berikan 1/3 gelas selama 3 hari berturut-turut.

11. Keracunan

Keracunan biasanya terjadi ketika kambing mengonsumsi pakan hijauan yang mengandung racun atau keracunan insektisida. Tanda- tanda keracunan: kejang-kejang, mulut berbusa, selaput lendir mata berwarna kebiru-biruan, dan kotoran bercampur darah. Pada beberapa kasus kondisinya bisa parah dan menyebabkan kematian yang mendadak. Penanganan keracunan: berikan tablet norit atau air kelapa muda. Ada juga yang memberi larutan campuran minyak kelapa, air kelapa muda, garam dan asam jawa. Jika keracunan insektisida, minumkan 1 gelas santan hangat.

12. Mastitis

Mastitis sering dijumpai pada kambing perah karena penyakit ini memang menyerang bagian puting kambing. Sering kali pemicunya adalah bakteri Staphylococcus Aureus atau bisa juga diakibatkan proses pemerahan yang kurang sempurna, sehingga susu belum habis diperah sepenuhnya. Mastitis berakibat pada penurunan jumlah produksi susu dan kualitas dari susu itu sendiri. Cara pengobatan: memberi antibiotik intra-mammary dan memperbaiki proses dari pemerahan susu.
penyakit kambing Mastitis via www.keyword-suggestions.com

13. Kuku Busuk

Penyebabnya adalah kandang yang basah dan kotor, sehingga kambing sering menginjak air yang akhirnya terjadi pembusukkan. Tanda-tandanya: celah kuku bengkak dan megeluarkan cairan putih keruh. Kulit kuku mengelupas, timbul benjolan yang menyakitkan hingga si kambing berjalan pincang dan bisa berakhir dengan kelumpuhan. Cara mengobatinya: bersihkan dan potong kukunya, siramkan alkohol lalu perban kaki kambing dan hindarkan dari tempat kotor yang tergenang air.
kutu busuk kambing via www.kambingpotong.com

14. Pneumonia

Umumnya disebabkan karena keadaan udara yang lembap, dingin dan kotor serta kambing yang tidak terpelihara dengan baik. Gejalanya: kambing sulit bernafas, nafsu makan hilang, sering batuk dan juga demam. Jagalah kandang agar tidak lembap, selalu bersih, tidak tergenang air, menutup kandang jika angin kencang dan lakukan karantina pada kambing sakit. Pengobatan yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan preparat antibiotik.

15. Konstipasi atau Sembelit

Biasanya hanya dialami oleh anak kambing yang baru lahir, karena kotoran pertamanya berwarna hitam kental dan keras sehingga sulit keluar. Anak kambing yang terkena konstipasi selain susah buang kotoran, dia juga akan berguling-guling dan sering mengembik. Maka untuk melancarkan buang air besarnya bisa diberi 1 sendok makan minyak sayur.